Bagaspati: Transplantasi ginjal adalah prosedur medis untuk menggantikan ginjal yang rusak akibat gagal ginjal kronis (GGK) stadium akhir. Tujuannya adalah mengembalikan fungsi ginjal dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Prosedur ini dapat dilakukan dengan dua jenis donor: donor hidup, yaitu ginjal yang diambil dari orang yang masih hidup (biasanya keluarga atau kerabat dekat), dan donor meninggal, yang diambil dari orang yang telah meninggal, baik karena kecelakaan atau penyakit.
RS Siloam ASRI di Jakarta merupakan salah satu rumah sakit terkemuka di Indonesia yang telah melakukan lebih dari 400 kasus transplantasi ginjal. Dalam melaksanakan prosedur ini, rumah sakit ini mengembangkan metode laparoskopi intraperitoneal untuk pengambilan ginjal dari donor hidup. Metode ini menggantikan teknik operasi terbuka konvensional yang memerlukan sayatan besar.
Metode laparoskopi intraperitoneal hanya membutuhkan sayatan kecil sekitar 1-2 cm sebanyak 3-4 buah, yang dapat mengurangi risiko komplikasi serta cedera pada organ vital di sekitar ginjal. Sejak tahun 2020, RS Siloam ASRI juga mengembangkan teknik laparoskopi retroperitoneal, yang lebih mengurangi risiko karena tidak mengganggu organ-organ dalam perut seperti saluran pencernaan dan pembuluh darah utama.
Pendonor yang menjalani prosedur ini melaporkan pemulihan yang jauh lebih cepat dibandingkan metode operasi terbuka. Biasanya, mereka hanya membutuhkan waktu perawatan 2-3 hari dan dapat kembali beraktivitas normal dalam waktu sekitar seminggu setelah prosedur.
Selain itu, RS Siloam ASRI menggunakan teknik bedah mikro yang canggih, seperti menggabungkan 2-3 pembuluh darah arteri ginjal, untuk mengatasi keterbatasan donor dengan variasi pembuluh darah. Dengan cara ini, waktu penyambungan arteri dapat dipersingkat, meningkatkan keberhasilan transplantasi ginjal.
Standar Prosedur Tinggi
Keberhasilan transplantasi ginjal di RS Siloam ASRI didukung oleh standar prosedur yang ketat, termasuk seleksi donor dan penerima yang cermat. Proses penapisan donor melibatkan tim advokasi terlatih yang terdiri dari psikiater, ahli medikolegal, etikolegal, dan hukum, untuk mencegah praktik jual beli organ. Setelah lolos dari seleksi, pendonor menjalani pemeriksaan medis lengkap, termasuk tes darah dan pemantauan fungsi ginjal untuk memastikan kualitas ginjal yang optimal.
Tim medis juga memastikan bahwa ginjal yang diterima oleh pasien tidak akan ditolak tubuh, serta dapat berfungsi dengan baik. Rumah sakit ini juga memberikan edukasi mendalam kepada pasien dan keluarga tentang transplantasi ginjal untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan pemahaman terkait prosedur serta perawatan pascaoperasi.
Peran Tim Multidisiplin
Keberhasilan transplantasi ginjal di RS Siloam ASRI didukung oleh kolaborasi tim medis multidisiplin, yang melibatkan dokter spesialis nefrologi, urologi, ahli anestesi, ahli radiologi, dan banyak lagi. Setiap anggota tim berperan penting dalam kelancaran prosedur. Dokter spesialis nefrologi memeriksa kecocokan antara donor dan penerima, sementara spesialis urologi bertanggung jawab dalam pengambilan dan penanaman ginjal. Ahli anestesi memastikan pasien tetap aman selama operasi, dan ahli radiologi memantau anatomi pembuluh darah donor dan penerima menggunakan teknologi imaging.
Perawat terlatih juga berperan penting dalam memberikan perawatan pascaoperasi agar pasien dapat pulih dengan optimal. Bahkan, RS Siloam ASRI menyediakan layanan home care agar pasien tetap terpantau dengan baik setelah operasi.
Tantangan Transplantasi Ginjal
Salah satu tantangan utama dalam transplantasi ginjal adalah keterbatasan jumlah ginjal yang tersedia, baik dari donor hidup maupun donor yang telah meninggal. Meskipun jumlah pasien gagal ginjal yang membutuhkan transplantasi sangat tinggi, jumlah pendonor terbatas. Prof. Dr. dr. Endang Susalit, Sp.PD-KGH, FINASIM, menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang donor ginjal dari jenazah, meskipun ini masih menjadi isu yang kurang diterima di Indonesia.
Selain itu, risiko penolakan ginjal oleh tubuh penerima juga menjadi tantangan. Oleh karena itu, tim medis mengedukasi pasien agar mematuhi pengobatan dan menjalani gaya hidup sehat guna menjaga fungsi ginjal yang baru ditransplantasikan.
Transplantasi Ginjal pada Anak
Dr. Ina Zarlina, Sp.A (K), seorang dokter spesialis anak yang baru-baru ini berhasil melakukan transplantasi ginjal pada anak di RS Siloam ASRI, menjelaskan bahwa penyebab penyakit ginjal kronis (PGK) pada anak sering kali berbeda dengan pada orang dewasa. Sekitar 30% kasus PGK pada anak disebabkan oleh kelainan bawaan, seperti kelainan glomerulus atau gangguan metabolik yang tidak terdeteksi sejak dini.
Salah satu tantangan utama dalam transplantasi ginjal pada anak adalah mencari donor yang cocok. Ginjal yang sesuai dengan ukuran tubuh anak dan dosis obat imunosupresan yang tepat harus disesuaikan dengan kondisi tubuh anak yang masih berkembang. Selain transplantasi, terapi pengganti ginjal seperti cuci darah atau dialisis peritoneal dapat menjadi alternatif, meskipun tidak optimal dalam jangka panjang.
Dampak Sosial dan Kepercayaan Masyarakat
Keberhasilan RS Siloam ASRI dalam melakukan transplantasi ginjal memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya dalam meningkatkan kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia, terutama dalam bidang transplantasi ginjal.